Minggu, November 27, 2011

"Who are you gonna be?"

Buenas noches :)

Gue yakin banget ini adalah salah satu pertanyaan yang pernah dihadapi setiap orang setidaknya ribuan kali dalam hidup dari orang yang berbeda (well, sorry for exaggerating). Dari jamannya gue masih nyanyiin lagu Susan (Susan, Susan, Susan.. kalo udah gede, mau jadi apa?) sampe sekarang di akhir masa sekolah gue (saelah) pertanyaan itu nggak ada matinya. Saking seringnya ditanyakan, gue sampe bosen berat sama pertanyaan yang satu ini. Dan saking bingung jawabnya, gue sampe ke kabur ke US setahun buat nyari jawabannya! Haha :p


The thing that's obviously changed by the time is my answer.. and the way I answer for sure. Nyokap pernah cerita kalo pas gue masih balita gue pernah bilang cita-cita gue adalah jadi burung. Yes, that creature with wings, flying freely.. Khas anak-anak yang pikirannya sederhana dan lugas banget ya :) Waktu gue TK-SD, kayanya semua profesi pernah gue cita-citain deh. Dan kebetulan (tanpa bermaksud nyombong ya) gue udah tau jauh lebih banyak jenis profesi yang ada daripada temen-temen seusia gue, haha. Mulai dari dokter, profesor, jurnalis, guru, diplomat.. sampe jadi Puteri Indonesia pun pernah gue cita-citain! Masya Allah. Aib banget emang, tapi kalo diinget-inget suka bikin ketawa sendiri. Secara gue sekarang udah tidak senaif itu, gue sadar diri banget kalo gue bukan cetakan barbie doll dan harus puas dengan tinggi *** cm.. dan tentunya gue udah ngerti kalau ajang putri-putrian seperti itu no matter how smart you are or how beautiful your inner beauty is, tetap physical appearance yang diliat pertama :p

Waktu gue masuk SMP, seiring bertambahnya pengetahuan gue, bertambah pulalah profesi di list cita-cita gue. Penyanyi, psikolog, ekonom, gubernur BI, dosen, dan pialang saham di antaranya. I know it's just sooo random lol. Galau banget kayanya ya gue jadi orang :p Oh ya, FYI, dulu tuh ya, gue benci banget sama profesi kedua orangtua gue yang guru&dosen (no no no, it's not as what you think) karena kadang rapor gue suka diambil belakangan atau duluan (bagi rapornya barengan sih), bokap nyokap juga jarang bisa dateng ke pertemuan ortu kalau itu siang di hari kerja. Ibaratnya tuh ya, ngurusin anak orang dulu dari anak sendiri! :p But as the time passed, I became so proud of them dan secara nggak sadar gue dan adik gue dididik buat mandiri, tapi waktu kumpul buat keluarga selalu ada. Rasanya bangga banget bilang, "mama saya guru, papa saya dosen." :)


Okay, we continue to high school. Kalau di SMP gue ikut pembinaan olim bio, di SMA gue milih ekonomi (buah jatuh emang nggak jauh dari pohonnya ya? --') Sayang banget waktu gue kelas 10, cuma kelas 11 yang diikutseratakan di lomba. I don't even know why. Dan gue galau habis-habisan waktu penjurusan. Jujur, selain ekonomi gue nggak bener-bener suka pelajaran IPS yang lain. Sedangkan di IPA, gue nggak suka fisika. Kalau gue masuk IPA, gue harus merelakan olim ekonomi.. tapi kalau gue masuk IPS, konsekuensinya gue harus konsisten karena there's no way to change my mind. Nggak bisa tiba-tiba gue galau mau jadi dokter atau arsitek. Bahkan sampai 3 hari pertama di kelas 11 di mana gue masih boleh merubah jurusan gue masih aja galau. Di sekolah gue, IPS itu cuma satu kelas, jadi jatah SNMPTN undangan (dulu PMDK ya) itu gede banget. Sedangkan di IPA susah, secara ada enam kelas. But even thou finally I end up in science program, I don't regret anything, and it's not because of the stereotype yang bilang IPS itu kelas buangan lo.. Wong jurusan IPA itu isinya sebagian besar anak-anak galau yang nggak tau mau jadi apa kok, am I wrong? :p


Sampai di akhir kelas 11, gue masih nggak ngerti gue mau jadi apa. Alhamdulillah banget rasanya gue dikasih waktu setahun lagi untuk mikir, menimbang-nimbang. Gue pun bisa memperhatikan temen-temen gue berjuang lebih dulu dan tanya-tanya info kuliah sama mereka :p Awalnya nyokap (seperti semua orangtua lain) mau gue jadi dokter (atau cari suami dokter -_-). Oma nyuruh gue ambil hukum internasional, adiknya oma bilang komunikasi aja. Guru BK gue nyuruh gue ambil psikologi, temen-temen juga bilang gue ambil musik atau ekonomi aja. Hasil psikotes gue pas penjurusan malah lebih ajaib: arsitektur, ilmu komputer, sama HI. Dan hati gue pun bingung nan galau.


You know what I learn dari kegalauan panjang akademis gue? It's really good to collect information as much as you can, listen to others' advices.. But listening too much is really harmful. Kenapa? Karena pendapat orang itu relatif, dan menyedihkannya banyak orang yang suka berkomentar walau nggak benar-benar paham apa yang mereka omongin. Kalau kuliah ini lama lulusnya lah, kuliah itu kerjaannya nggak jelas lah, jurusan ina pasaran, jurusan inu nggak bergengsi.. Haaaahh -_- Sebagian orang mungkin masih beropini kalau cewek itu nggak boleh berkarir melebihi keluarga, sebagian mungkin berpikir sebaliknya, sama seperti sebagian mungkin mengincar uang, status dalam hidup saat sebagian yang lain mencari kepuasan individu dan mengabdikan diri untuk sosial. Semua orang itu berbeda cara berfikirnya dengan perspektif masing-masing.. Even orangtua sekalipun, according to me, they have rights to give you advice but not to decide. This is your life man, not them. Bukan mereka kok yang mau menjalani, bukan guru, bukan orang lain, tapi kita. Jadi dengerin kata hati! :) Kalau kata Kahlil Gibran, anak itu hanya anak busur yang bisa diarahkan.. tapi tetap akan memilih jalannya sendiri. Rasanya gue bersyukur sekali kedua orangtua gue nggak pernah maksa gue harus jadi ini jadi itu :) Gue suka miris melihat banyak temen-temen yang masih di bawah paksaan atau tuntutan orangtua buat kuliah di bidang A atau B tanpa ngedengerin apa maunya anak.

Gue merasa dunia pemerintahan 'bukan gue'. Gue suka banget itung-itungan, tapi nggak suka analisis masalah di fisika. Dan semakin lama gue sadar kalau gue nggak tahan ngedenger orang ngerintih kesakitan.. Akhirnya gue milih psikologi yang gue berdoa semoga jadi yang terbaik buat gue. Bismillah. Gue juga mau jadi dosen kaya bokap :) (once again it is proved, fruit falls never far from its tree) Kebanyakan sih orang mikirnya gue bakal ambil kedokteran atau HI (seperti kebanyakan exchange student :p). Well I've listened sooo much (too much I think), sekarang waktunya nutup telinga sambil berikhtiar. Banyak banget komentar "mau-kerja-apa-lo-kuliah-itu" atau "siap-hidup-susah?" dan yang lebih bikin pengen muntah "kenapa-nggak-kedokteran-aja" atau yang lebih parah "ya-paling-kerjaannya-jadi-penghibur-orang-atau-ngurusin-orang-gila" tapi gue udah belajar buat bersikap "terserah-elo-deh-gue-nggak-ambil-pusing" sambil cengengesan. Yang lucu, bahkan di antara orang-orang yang berkomentar nggak enak itu ada yang nggak tau bedanya psikolog dan psikiater. Astagaaa -_-

Tapi gimanapun juga, gue punya second and third back-up plans kok. Belajar dari teman-teman yang udah duluan lulus, gue liat kalau sengotot apapun lo mau kuliah A, ya kalau bukan rezeki there must be something better. Makanya gue suka kasian sama anak-anak SMA yang galau (berasa bukan anak SMA lagi :p) tapi nggak berusaha nyari informasi. Informasi sama dengan kesempatan, nggak selalu menyodorkan diri ke depan hidung lo man. Contohnya yang bilang mau kuliah kedokteran, tapi pas ditanya kenapa jawabnya "karena nggak tau jurusan lain selain itu". Atau mau perminyakan "karena disuruh orangtua", atau teknik kimia tapi bahkan nggak tau kalau semua teknik itu dasarnya belajar kalkulus -_- Punya hobi juga nggak ada salahnya sama sekali lo buat ditekunin. Banyak kok orang-orang yang justru pekerjaan utamanya malah dari hobi, bukan dari gelar akademik mereka.

Well, I've faith and I pray. I believe kalau rezeki itu sebanding dengan usaha kita dan udah ada jatahnya dari Tuhan, nggak terbatas di bidang apa, di aspek apa pun dalam hidup. Dan gue udah melihat, kita bisa mengabdi dan berguna buat orang lain dalam bentuk apa saja.. Many ways to success and to make change. *lagi inspiring banget nih sama pengajar muda ceritanya, mau banget ikut program ini kalo udah lulus kuliah nanti :)* We might make mistakes and learn.. but that's life, right? Hidup cuma sekali, jadi jalanin sebaik-baiknya aja ya nggak :)

So, what are you gonna be? Have you got the answer? :D

Well, udah tengah malem aja -_- So I guess I'll see you in the next post amigos, oyasumi nasai!

AB.