Rabu, Juni 12, 2013

Studying Psychology = Reading Mind?

Halo halo semua, apa kabarnyaaa? :D
*ceria amat* *yaiyalah udah libur*
Koreksi deng.. kuliahnya doang yang libur, lain-lainnya tetep. Masih aja nomaden Tangerang-Salemba-Depok :") Mana masih mantengin SIAK juga nunggu nilai keluar.. Nasib anak kuliahan *sigh* hahaha gayaaa deh yang udah bukan maba lagi!

Aneh ya, kayanya kemarin masih norak-noraknya sama jakun deh.. masih doyan juga nyanyiin Genderang UI, ngapalin warna makara-makara fakultas beserta yel-yelnya yang unik-unik. Tau-tau udah punya junior aja. Waks. Buat kalian yang lolos SNMPTN selamat yaa adik-adik! I feel the euphoria loh, padahal waktu itu harusnya lagi belajar buat UAS :p Especially for those accepted in psychology UI.. welcome to our big family :) (oopsie, a bit too soon.. selamat menikmati PSAF dan prosesi dulu ya hihi) Buat yang belum berhasil harus tetep semangat ya! Saya juga utul-er kok, I know how it feels waktu bestie saya udah diterima sebagai mahasiswi ITB sedangkan saya masih nyiapin buat SNMPTN tulis (or SBMPTN now)

There will always be some people who'll bring you down. I know, I've been there.. (dan juga banyak orang lain) Just let em shut their mouths by proving you can ;) You really never be alone.

*kebiasaan banget kalo nulis pake prolog panjang dulu* hehe anyway jadi ceritanya saya mau chit-chat (curhat, red) tentang psikologi. Tentang pengalaman saya sendiri sebagai mahasiswi psikologi UI setahun ini. Kalo menurut American Psychological Association, sederhananya psikologi itu ilmu yang mempelajari mind and behavior (www.apa.org). Objeknya tentu aja manusia, walaupun di luar negeri ada juga animal psychology.. And if I'm not mistaken, dosen saya pernah cerita ada juga penelitian yang melibatkan tumbuhan (tolong dicek takutnya saya salah hehe). Di UI, psikologi termasuk rumpun ilmu sosial (walau saya nggak setuju juga sih, menurut saya psiko itu setengah IPA dan setengah IPS). Di beberapa kampus ada yang menggunakan tes IPA untuk jalur masuk ke psikologi. Apa bedanya antara universitas ini saya juga masih mencari-cari tau. Hehe. Sampai dengan angkatan 2011, mahasiswa akan memilih dua peminatan di semester 5: psikologi klinis, perkembangan, pendidikan, sosial, atau industri-organisasi. Nah, luckily mulai angkatan saya we have no peminatan which means harus belajar se-mu-a-nya *tarak taktak dungdung cesss* Psikologi sebenernya nggak terbatas di lima bidang itu aja, malah banyak banget.. ada psikologi eksperimental, arsitektur, forensik, and so many more.

Buat saya pribadi, mempelajari ilmu psikologi itu bisa jadi menyenangkan, menyebalkan, juga melelahkan. Why I said it has so much fun? Simply karena psikologi itu "sehari-hari banget" dan aplikatif.. very interesting to learn :) Psikologi bisa diterapkan di mana-mana, mulai dari dunia kesehatan, institusi pendidikan, kantor, bahkan dalam rumah tangga *uhuk*. Kalau saya yang ilmunya masih cetek gini disuruh ngasih contoh, salah satunya kelas psikologi belajar yang saya ambil di semester 2 kemarin. Psibel banyak mengajarkan kita buat jadi orang yang lebih baik; untuk diri sendiri maupun dalam hubungan interpersonal. Prinsip-prinsipnya juga penting sekali untuk mendidik (buat bekal nanti jadi orangtua&dosen hehe :p). Atau contoh lainnya kelas sistem saraf dan tingkah laku yang mempelajari hubungan bagian otak tertentu dengan tingkah laku. Kerusakan di bagian otak tertentu bisa menyebabkan perubahan pada entah itu memori, nafsu makan, kepribadian, juga kemampuan kognitif seseorang. It's really amazing knowing how we act is controlled by such a brilliant-complex thing inside our head! Atau aplikasi psiko dalam pemasaran misalnya, menggunakan prinsip priming (cari tau sendiri ya :p). Kata orang, belajar psikologi itu semacam "rawat jalan". Haha bukan berarti yang masuk psikologi itu orangnya pada nggak beres ya --" tapi memang banyak hal tentang diri kita sendiri yang dapat lebih kita pahami setelah masuk psikologi. Konon katanya begitu. Hehe. Lagian, jurusan apalagi coba yang penelitiannya bahkan bisa mencakup jatuh cinta, depresi, fobia, dan bahkan uhm.. LDR? :p Semester depan saya bakal dapet kelas psikologi industri-organisasi (PIO) dan psikologi perkembangan, excited nih hehe.. Yang serunya lagi di psikologi adalah karakter mahasiswanya yang cenderung berempati tinggi, (seharusnya sih) are good listeners, dan mayoritas nggak judgmental. Atmosfer di kampus juga sangat kekeluargaan :)

Manusia, menurut saya, sesupermenarik itu buat dipelajari.. tapi juga semenyebalkan itu. Contohnya penelitian dengan menggunakan kuisioner ataupun wawancara. Mengolah data pun harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi partisipan atau responden dalam menjawab. Yah, namanya juga manusia. Dan namanya ilmu sosial, nggak ada yang benar-benar pasti.. serbarelatif dan serbasubjektif. Saya kadang-kadang rindu sekali dengan eksakta di mana 1 + 1 = 2, lelah dengan paper dan paper. Eh, sekalinya dapet hitungan yah statistika (yang sejujurnya bukan cabang matematika favorit saya ._.). Tapi saya coba ambil positifnya, setidaknya saya jadi nggak kaku dan terlalu saklek dalam berpikir. Toh hidup pun bukan sesuatu sepasti hitungan aritmatika kan? Hehe. Poin lain adalah kenyataan kalau banyak sekali tugas psiko (bahkan mayoritas) yang merupakan tugas kelompok. Jeng jeengg. Yah, saya sih kurang suka karena jadi terkesan memaksa mahasiswa untuk jadi nge-peer. Tapi emang itu lebih aman dibandingkan dapet temen sekelompok yang free rider.. *eww, die die*

Why exhausting? Maybe it takes only 4 years for us to get our bachelor degree (skripsinya harus di semester 8 fyi -_-), but a whole life won't ever enough to understand mankind. Mungkin itu juga salah satu alasannya kenapa lulusan psikologi (kalau di UI sih), sebelas dua belas sama lulusan hukum, nggak banyak yang cumlaude.. jauh deh kalau dibandingin sama ekonomi atau ISIP. Untuk menjadi psikolog juga kita harus meneruskan ke jenjang profesi dulu (another 2/3 years), kalau cuma lulusan S1 ya baru S.Psi aja.

Selain itu kadang lelah juga dengan komentar orang-orang. Yang ini mungkin yang paling sering dikatakan dan paling annoying: "Anak psiko ya? Baca gue dong?" -_____- Lo kira kita dukun? No, we don't read mind.. we are behavioral analyst :) Yang terkesan "dibaca" itu bukan pikiran orang lain, tapi perilakunya instead. Gitu lo. Banyak orang juga masih salah kaprah soal psikolog vs. psikiater. Psikolog itu lulusan profesi psikologi, sedangkan psikiater itu dokter yang mengambil spesialis kejiwaan. So please jangan salah :') Bedanya di Indo sama US, kalau di US psikolog punya hak untuk ngasih obat sedangkan di Indo nggak.. Kalau mau tau psikiatri itu belajarnya apa, wah jangan tanya saya karena saya nggak tau. Hehe.

Yah, sekian lah ocehan dari mahasiswi yang baru setahun belajar psikologi. Haha. Anyone interested? ;) 

AB.

4 comments:

Unknown mengatakan...

Hi kak...aku yannah kelas 12. Aku tertarik nih untuk masuk psikologi ;) kaka dulunya anak IPA/IPS? aku pengen lebih tau banyak lagi nih kak tentang jurusan Psikologi...thank youuu.

Azka Maulida Bastaman mengatakan...

Halo Yannah, maaf aku baru liat cooment-nya.. Aku dari IPA hehe, yang kamu pengen tau tentang apanya? :) Semangat ya ujian-ujiannya!

adis mengatakan...

Hai ka azka:D aku kelas x ipa nih sekarangg. Masih agak lama sih tapi aku mau mulai mikirin buat kuliah dari sekarang:) aku minat bgt nih di psiko ui tapi aku rada pesimis soalnya dari jurusan ipa:( kira2 peluang lolosnya anak ipa ke psiko ui besar ga kak? Trims

Azka Maulida Bastaman mengatakan...

Halo Adis :) Wah malah bagus udah punya rencana dari sekarang.. hehe aku juga dari IPA kok. Kalau jalur undangan so far anak IPA bisa milih jurusan sosial di universitas (tergantung kebijakan sekolah&perubahan sistem tiap tahun tapi ya). Ga usah pesimis, aku baru nyicil materi IPS pas kelas XII kok hehe (dulu ku kira psiko UI itu IPA -_-). Semangat ya pasti bisa ;)

Posting Komentar