Random Curcol :p
Baru selesai cuci piring dan bersih-bersih nih, haha kerasa banget bedanya ya sama di Indonesia. Bukannya gue ngga pernah cuci piring di rumah, cuma kan kalo di sana occasional aja; misalnya kalo teteh lagi pulang kampung :p Di sini kalo gue bilang punya PRT di rumah orang-orang pada nganga kesannyaaa gue kaya gitu. Haha --" Padahal mah bukan masalah kaya, emang menggaji pembantu terjangkau kan di negara kita, nggak kaya di sini, cuma orang yang super-duper kaya aja yang punya pembantu. Hostmom gue nggak kerja, otomatis di rumah setiap hari, ngasuh ade-ade gue plus ngurus rumah TANPA BANTUAN. Salut banget deh gue. Gue ikut kesel sama ade gue kalo nyolot sama nyokap, dasar bocah (belum ngerti aja dia -_____-). One time she said to me, "If I have to give definition about being a mother, I don't know how to answer.". Ya Allah itu kalimat ngena banget di gue. Kebayang sama nyokap gue, yang mesti pergi tiap pagi-pagi buta buat ngajar ke Jakarta, pulang sore, masak, ngomel-ngomelin ade gue yang pulang maghrib abis main bola atau gue yang bukannya buru-buru shalat magrib abis adzan malah masih nonton Air Crash Investigation di NGC, nunggu iklan dulu. --" Udah gitu maih harus nyiapin bahan ngajar, meriksa ulangan.. (blah, pengen jadi anak-anak selamanya gue rasanya) Figur ibu itu.. undefined. Terlalu complicated kalau perlu dijelasin dengan kata-kata. Intinya gue makin sayang deh sama mama :* Dan bangga juga menjadi seorang perempuan yang nantinya bakal jadi ibu, hehe.
Bukannya gue mengesampingkan peran laki-laki ya.. Toh wanita dan pria kan saling melengkapi. Ya tak? :) Allah aja menciptakan makhluk di bumi ini berpasang-pasangan. *apa sih Az
Well anyway, sekalian nunggu cucian kering mending gue blogging aja, toh komputer juga lagi nganggur :p
Again.. Talking about one submaterial in my sociology class; this time nature versus nurture (seems like sociology is my favorite, huh? haha :p). In this material we try to figure out if an individual personality comes through heredity or social environment. We also watched video about feral children; children who live without parental guidance and protection.
Salah satu contoh simple, orang pinter itu karena gennya pinter apa karena rajin belajar? Well, kalo menurut gue pribadi, orang pinter itu yang punya gen pinter. Tapi kalo pinter tapi males, ya kalah sama yang biasa-biasa aja tapi rajin. Nah, lain cerita kalo yang pinter sama yang biasa-biasa ini sama-sama rajin. Yang biasa-biasa aja pasti bakal di bawah yang emang gennya asli pinter. Itu pendapat gue yaa~
Nah, di materi ini kita belajar ada yang namanya aptitude (things that we naturally good at - bakat) dan instinct (hal-hal yang nggak perlu diajari tapi kita tau sendiri, contohnya insting buat makan buat bertahan hidup). Video tentang feral children menarik banget buat gue, gimana kita mengikuti perjalanan ilmuwan yang meneliti soal anak-anak yang diabaikan ortunya, tinggal di luar rumah sama anjing dari kecil, hidup di hutan sendirian, dsb. Manusia memang punya ability untuk berkomunikasi, tapi namanya pembelajaran tentang komunikasi itu harus 2 arah; dengan kata lain anak belajar dari mendengar lalu berbicara, akhirnya mampu berkomunikasi. Feral children ini tingkah lakunya persis kaya binatang yang hidup di lingkungan tempat mereka berkembang. Dan ketika mereka dibawa ke "lingkungan manusia", inteligensi mereka di usia remaja setara dengan anak TK. And in the end I agree if personality comes through nurture. I agree both actually, but environment influence us more.
Ngomong-ngomong soal anak, secara adek gue masih kecil-kecil, gue selalu takjub melihat gimana mereka yang pas gue baru dateng masih kecil-kecil sekarang tumbuh, berkembang.. Gimana anak-anak menyerap apa aja yang mereka dengar, lihat (I do understand now bahayanya anak dibesarin di lingkungan ngga baik, apalagi umur-umur di bawah 5 tahun). Gimana mereka tambah tinggi, belajar bicara, belajar berguling, duduk, berdiri, merangkak, jalan.. Haha gue jadi nggak perlu ambil kelas parental atau teen living di sekolah, udah dapet pelajarannya kok dari dunia nyata. Afterall, gue kan sama aja kaya cewek-cewek lain. Mimpi untuk berkarir yes, tapi tetep mau berkeluarga, hehe. :) Berarti nature sama nurture juga berlaku buat pemilihan pasangan ya, kalo gennya bagus produknya bagus, apalagi kalau proses sosialisasinya juga baik. Kalau orangtuanya ngerokok, jangan salahin anaknya ngerokok juga. Ibaratnya gitu. Well, jadi mikir, kalo bapaknya playboy ntar anaknya playboy juga ngga ya? hihi :p
Maaf ngga jelas, hahah --"
AB.
Minggu, Januari 23, 2011
Dokumen
Random Topics and Opinion
0 comments:
Posting Komentar