Senin, Juni 07, 2010

Moral, Kepercayaan, Peradaban


Israel, Palestina, Kita, Dunia.
Saya lelah. Lelah dengan semua pemberitaan baik di media massa maupun cetak tentang perang. Khususnya, konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama dan seakan tiada akhir, yang belakangan kenbali menjadi trending topic.

Pemberitaan media massa pun simpang siur, sebagian cenderung provokatif, menyebabkan berbagai macam pula reaksi yang timbul di masyarakat, baik di Indonesia maupun internasional. Kebanyakan membenci Israel, marah, menuntut pembebasan Palestina. Sebagian lagi marah karena banyak orang yang tidak melihat konflik ini dari dua sisi, tidak hanya dari point of view Palestina, sehingga berargumen pun tidak ada gunanya. Sebagian yang lain hanya memperhatikan dan ngga mau ambil pusing soal konflik di Timur Tengah. "Yang penting ngga menggangu kehidupan saya!"

Saya ngga mau berkomentar kalau Israel jahat, ataupun menyesali mengapa Hitler ngga membunuh saja semua Yahudi yang ada kalau ujung-ujungnya jadi begini. Tapi saya tetap mengecam semua tindak kekerasan yang dilakukan terhadap kedua belah pihak. Saya hanya sedih dan miris memikirkan nasib anak-anak di sana, juga di semua anak-anak di daerah bekas perang ataupun yang masih berperang lainnya. Orang-orang dewasa boleh berperang sejuta kali, tapi anak-anak yang murni dan polos ngga bersalah apa-apa! Mereka harusnya bisa menikmati masa kecil sebagaimana anak-anak normal dengan penghidupan yang layak. Makanan, tempat tinggal, jaminan kesehatan, pendidikan, bahkan hiburan. Dibesarkan dengan kasih sayang, bukan tumbuh besar dengan melihat kekerasan dan kekacauan di depan mata setiap waktu! Mereka cuma korban yang ngga mampu (lebih tepatnya ngga tau) harus protes pada siapa. Saya sedih ngga bisa melakukan apa-apa untuk mereka. Lebih sedih lagi melihat banyak orang yang memiliki kebebasan dan hidup yang berkecukupan tapi menyia-nyiakan semua itu. Malah memilih jalan yang ngga memberi manfaat apa-apa. Makanya saya paling benci liat anak-anak SMP-SMA yang kalau pulang sekolah (atau bahkan jam sekolah -.-) malah nongkrong-nongkrong ga jelas sambil ngerokok atau kebut-kebutan. Kasarnya, ngapain sih hidup cuma buat sampah masyarakat? Perlu kacamata buat ngeliat kalau (jangankan dunia) negara ini aja msih banyak yang perlu diperbaiki? Kalau bukan kita, siapa..?

Kepercayaan, Kebaikan, Keindahan.
Saya terlahir dalam keluarga muslim. Namun kedua orangtua saya adalah orang yang berpemikiran sangat terbuka, dan saya tidak pernah dilarang untuk mempelajari agama-agama lain. Karena pada dasarnya, saya selalu penasaran, bertanya, ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada.. Ada satu titik dalam masa SMA saya di mana saya begitu ingin mencari, mempelajari, dan meyakini. Sampai akhirnya saya menemukan yang saya cari, konsep ketuhanan yang paling bisa saya terima. Mungkin saya belum benar-benar menjadi muslim yang taat, tapi setidaknya saya sedang melakukan pergerakan ke arah sana. :]

Tapi hal itu bukan berarti saya menjelekkan agama lain, karena dari renungan saya sendiri, saya sangat sadar bahwa keyakinan tidak akan pernah bia dipaksakan. Hanya orang-orang yang benar-benar membuka hati untuk kebenaran yang akan menemukan apa yang dia cari. 

Satu hal lain yang membuat saya sedih adalah negatifnya pandangan tentang islam. Islam itu teroris, ngga fleksibel, dan segala macamnya lah.. Mungkin bukan salah orang-orang yang menilai, karena kenyataannya banyak muslim yang jauh sekali akhlaknya dengan yang dicontohkan rasulullah SAW. Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan. Saya yakin di agama lain pun tidak. Bukankah agama adalah salah satu norma yang mengatur hidup manusia?

Tapi tetap, prinsip saya, semua hal di dunia ini boleh saja baik, tapi kebenaran pasti hanya ada satu. Di mana pun kita menemukannya, itu hak setiap orang dan bukan untuk saling menjelekkan, apalagi dijadikan alasan untuk mencerai-beraikan manusia di bumi dan megahancurkan kedamaian. Bukankah dunia lebih indah dengan toleransi beragama..? :]


Well, saya bukan ahli sejarah, ahli agama, atau bahkan aktivis. Saya cuma remaja biasa yang terlalu lelah dan bosan dengan semua ini. Saya mungkin ngga benar-benar tau hal yang sebenarnya terjadi di sana, di antara pertikaian mereka, tapi saya (dan saya yakin kita semua) tau dengan jelas apa dampak perang tersebut bagi warga sipil yang ngga berdosa. Bukankah teknologi udah maju dan peradaban kita udah tinggi? Kenapa juga kita harus menodai semua itu dengan tindakan anarkis yang ngga bermoral? Seakan manusia ngga punya akal aja. Saya yakin, jauh di dalam lubuk semua orang, tidak ada yang menginginkan perang. Walaupun ini hanya pendapat dan doa saya, saya harap kelak dunia ini akan tenteram dan jauh dari kancah peperangan, dan di wajah anak-anak hanya ada senyum bahagia, bukan ketakutan.


AB

0 comments:

Posting Komentar